JAKARTA, KOMPAS.com — Pembuatan situs IndoLeaks diduga ingin memanfaatkan popularitas WikiLeaks yang sukses mengangkat isu-isu terpendam ke publik di seluruh dunia.
"IndoLeaks sepertinya ingin memanfaatkan popularitas WikiLeaks. Bedanya, IndoLeaks lebih mengangkat isu-isu yang masih hangat atau terlupakan di Indonesia," kata praktisi IT, Anggito Wachjoewidayat, Senin (13/12/2010) di Jakarta.
Ketika ditemui seusai memberikan special lecture dalam "The 3rd International Conference on Information and Communication Technology for the Moslem World (ICT4M) 2010" di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Abimanyu mengaku tidak tahu siapa dalang di balik pembuatan IndoLeaks.
Ia menjelaskan, gaya IndoLeaks secara garis besar sama dengan WikiLeaks. Namun, dokumen yang tersebar di IndoLeaks adalah berbentuk copy atau faksimile. "Saya yakin sebetulnya dokumen yang ditampilkan sudah pernah diketahui oleh para pejabat sejak dulu. Tapi, karena tak ada klarifikasi, akhirnya disebarkan ke publik," ujarnya.
Bahkan, dokumen IndoLeaks yang juga sulit diketahui siapa pengirimnya. "Dokumen dari mana. Faks dari sekian berapakah. Contoh, informasi G-30-S masih ada. Tapi, kita harus tahu itu kan masih hasil copy-an keberapa," tambahnya.
Abimanyu menilai, topik yang diangkat IndoLeaks cenderung dibuat menarik apa adanya. "Semuanya liar dan tak fokus. Terkadang bahas Munir, G-30-S dan kasus-kasus lainnya yang masih penuh tanda tanya," kata dia.