Thursday, April 22, 2010

Satu Lagi Maling Uang Negara: Gubernur Sumatera Utara

TEMPO Interaktif, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Syamsul Arifin sebagai tersangka. Juru bicara KPK, Johan Budi S.P., mengatakan Gubernur Sumatera Utara ini diduga menyelewengkan anggaran pendapatan dan belanja daerah Langkat, Sumatera Utara, pada 2000-2007.

Korupsi tersebut, menurut Johan, terjadi saat Syamsul menjabat pemimpin daerah di kabupaten tersebut. "Ini soal dugaan penyalahgunaan APBD," kata Johan di kantornya kemarin. Ia menjelaskan, jumlah dugaan kerugian keuangan negara dalam kasus ini semula Rp 102,7 miliar. Tapi, di tengah pengusutan, Syamsul mengembalikan duit sekitar Rp 61 miliar. "Sehingga kerugian negara menjadi Rp 51 miliar," katanya.

Menurut Johan, kasus korupsi anggaran di Kabupaten Langkat ini ditangani bersama oleh KPK dan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara. Untuk perkara yang ditangani KPK, baru Syamsul Arifin yang ditetapkan sebagai tersangka. Syamsul dijerat dengan Pasal 2 ayat (1), Pasal 3, dan Pasal 8 Undang-Undang Pemberantasan Korupsi. "Kemungkinan ada tersangka lain," ujar Johan.

Syamsul, yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Bulan Bintang, dan sejumlah partai kecil, terpilih sebagai Gubernur Sumatera Utara pada Juni 2008. Tahun lalu ia merapat ke Golkar dan terpilih sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah Golkar Sumatera Utara.

Hingga berita ini ditulis, Syamsul belum bisa dimintai konfirmasi. Dihubungi melalui telepon selulernya, panggilan tidak diangkat. Pesan singkat yang dikirim juga belum dibalas. Konfirmasi diperoleh Tempo dari Eddy Sofyan, Kepala Badan Informasi dan Komunikasi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Eddy mengatakan, pihaknya belum menerima surat atau pemberitahuan secara resmi soal penetapan status tersangka Syamsul. "Kendati begitu, kami menghormati proses hukum yang berlaku," ujar Eddy saat dihubungi kemarin.

Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan kemarin siang masih melihat Syamsul Arifin di tengah rapat kerja para gubernur dan kabinet yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Tampaksiring, Bali. "Siang tadi masih, tapi sore ini saya tidak melihat beliau," kata Gamawan.

Menurut Gamawan, penetapan tersangka oleh KPK itu tak otomatis membuat posisi Syamsul nonaktif sebagai gubernur. "Karena penonaktifan itu dilakukan setelah yang bersangkutan jadi terdakwa," katanya. Gamawan berencana melaporkan penetapan status tersangka atas Syamsul Arifin itu ke Presiden Yudhoyono.

Selain Syamsul, Gubernur Kepulauan Riau Ismeth Abdullah, yang dulu diusung oleh Golkar, Partai Demokrat, dan PKS, juga berstatus sebagai tersangka, bahkan ditahan KPK di Rumah Tahanan Cipinang. Ismeth tersangkut kasus pengadaan mobil pemadam kebakaran yang merugikan negara Rp 5,4 miliar. Namun, selain masih menjalankan fungsinya sebagai gubernur, Ismeth tetap bertekad akan mencalonkan diri lagi dalam pemilihan kepala daerah mendatang.

Sejarah Mbah Priok ternyata HOAX (?)

Reff : http://forum.detik.com/showthread.php?t=180948
Dirangkum dari wawancara Metro TV dan Alwi Shahab (ahli sejarah Betawi) dan Ridwan Saidi (Budayawan Senior Betawi) pada acara Metro Pagi.

1. Sejarah penamaan Tanjung Priok yang berasal dari Priok yang menyelamatkan Habib Al-Haadad dari tenggelamnya kapal lalu kemudian prioknya ditanam disamping makam, lalu di atas priok itu tumbuh pohon, adalah hoax
Penjelasan : Sebenarnya, nama Tanjung Priok berasal dari abad 1 Masehi, ketika itu masyarakat pribumi yang masih primitif dan belum mengenal Perahu layar yang besar menyebut perahu Bangsa china dan Arab dengan nama Sampan Priok, yang artinya Periuk raksasa. Perahu-perahu itu bersandar di pantai yang luas, sehingga disebut Tunjung Periok, artinya Tanah tempat Periuk besar. Pada abad-abad selanjutnya, secara kebetulan pula perdagangan meningkat, masyarakat setempat yang banyak pengrajin Periuk menimbun barang dagangan mereka di atas rakit-rakit bambu di pantai.

2. Habib Al-Haadad lahir pada 1727 dan wafat pada 1756 adalah hoax
Penjelasan : Habib Al-Haadad adalah keturunan ketiga (cicit) dari SUltan Hamid dari Palembang. Sultan Hamid sendiri wafat pada 1820 dalam usia 70 tahun (lahir 1750), bagaimana mungkin cicit duluan lahir daripada kakek buyut?

3. Habib Al-Haadad adalah salah satu pe-nyiar agama di Jawa adalah hoax
Penjelasan : Habib Al-Haadad memang berniat untuk melakukan syiar agama di Pulau Jawa. Dia mendengar kisah Faletehan dan Para Wali, sehingga merasa terpanggil untuk datang ke Jawa.
Pada usia yang sangat muda ia berangkat ke Nusa Kelapa (Jakarta). Tapi di tengah perjalanan kapalnya karam, dan diapun selamat karena tertolong periuk yang dipakainya buat menopang samapai ke pantai. Setibanya di Pantai, dia ditolong masyarakat. Diapun mengakui bahwa dia keturunan Sultan Palembang yang ingin melakukan syiar di Jawa. Mendengar hal itu masyarakat setempat menjadi senang, karena kebetulan mereka membutuhkan seorang habib untuk mendampingi Para Habib di Priok.
Dia sendiri tidak pernah melakukan syiar agama kemana-mana, dia hanya menjadi penceramah agama di daerah Tanjung Priok sampai meinggal setahun setelah selamat dari tenggelam itu.

4. Tanah Makam adalah milik Habib Al-Haadad adalah hoax
Penjelasan : Habib Al-Haadad adalah Habib ke 11 yang dimakamkan disana. Habib pertama yang dikubur disana adalah Habib Abdullah bin ALatas, seorang Habib dari Kebun Jeruk yang meninggal pada 1760, selanjutnya masih ada 9 Habib lainnya sebelum terakhir adalah Mbah Priok. Yang paling terkenal dari 11 itu adalah Habib Luar Batang yang hidup pada masa bersamaan dengan Habib Al-Haadad. Habib Luar Batang sangat dihormati oleh orang Betawi, bahkan narasumber (Ridwan Saidi) diberi nama Ridwan oleh Habib Luar Batang ini pada awal abad 19.
Keturunan 10 Habib sudah pernah menyerahkan tanah makam tersebut kepada Pemerintah Belanda dan Indonesia karena makam tersebut sudah bercampur baur dengan makam masyarakat.
Kecuali (orang yang mengaku) sebagai Ahli Waris Habib Al-Haadad, justru mengajukan SUrat Hak Evigendoom.

5. Habib Al-Haadad punya keturunan adalah hoax,
Penjelasan : Habib Al-Haadad sampai saat wafatnya belum pernah menikah, apalagi sampai punya keturunan, sehingga dipertanyakan, siapa sebenarnya orang-orang yang mengaku Ahli Warisnya?

6. TPU Semper sudah memiliki 11 Makam Habib sejak 1997, sehingga dipertanyakan, kalau memang jasad Mbah Priok masih di Koja, lalu siapakah yang dipindah dan dimakamkan di Semper?

Sebuah dokumen kembali diedarkan di internet. Isinya, mirip sebuah Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dengan terperiksa Sjahril Djohan (SJ). Isinya, tentang keterlibatan Susno dengan SJ dalam beberapa kasus di Mabes Polri

Inilah Keterlibatan Susno (Versi Internet BAP SJ)
Susno Duadji
(inilah.com/Agung Rajasa)

INILAH.COM, Dalam dokumen versi internet itu, dituliskan tentang jawaban SJ terkait isu yang berkembang di media tentang markus di tubuh Polri. Berikut kutipan jawaban dari SJ:
Sebelum saya berangkat ke Australia dalam rangka berobat, berita-berita mengenai markus yang disebutkan oleh Susno Duadji sudah berkembang. Saya menahan diri dan melihat Susno sampai sejauhmana dia mau bikin seperti ini.

Karena sebelumnya saya tahu Susno akan berbuat seperti ini, yang diawali dengan kasus Bibit-Chandra. Sebelum kasus ini meledak, saat ramai-ramainya kasus Cicak-Buaya, Susno pernah meminta bantuan saya untuk mencari data tentang kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh Bibit dan Chandra selaku Wakil Ketua KPK yang pada saat itu sedang dalam proses penyidikan oleh Bareskrim. Hal ini dimintakan Susno agar dapat segera melakukan penahanan terhadap Bibit dan Chandra.

Berkaitan dengan berkembangnya isu tentang Markus di media dan masyarakat yang disampaikan oleh Susno periode sekitar bulan februari dan maret, saya masih sekedar mengamati tentang isu yang berkembang.
Karena saya tahu bahwa Susno mempunyai rencana-rencana untuk membongkar kasus. Hal tersebut saya ketahui sebelum Susno lengser, dan saya sudah mengetahui nama saya Sjahril Djohan dikaitkan oleh Susno dalam permasalahan Markus yang dilakukan oleh Susno.[bersambung]

Wednesday, April 14, 2010

Ahmad Tajudin, Satpol PP yang Tewas di Koja

Kepergian pria 27 tahun itu membawa duka bagi keluarga. Namun, keluarga mengaku ikhlas.
Kamis, 15 April 2010, 06:57 WIB
Elin Yunita Kristanti, Sandy Adam Mahaputra
Bentrokan di Makam Mbah Priok (VIVAnews/Tri Saputro)
VIVAnews - Bentrok di muka makam keramat Mbah Priok menimbulkan korban jiwa. Dua orang aparat Satuan Polisi Pamong Praja dipastikan tewas, Ahmad Tajudin dan W Soepono.

Kepergian korban menimbulkan duka bagi keluarga. Kakak Ahmad Tajudin, Ahmad Rivai (32), mengetahui kabar duka itu sehabis maghrib.

Lelayu datang dari rekan korban dari sesama anggota Satpol PP Jakarta Barat. "Pertama kali dikabarkan hanya cidera, begitu dikabarkan saya langsung ke RS Koja," kata Ahmad Rivai, Kamis 15 April 2010 dini hari.

Ahmad Tajudin tewas dalam usia relatif muda, 27 tahun. Dia adalah warga Jalan HH No 43 RT 9/1, Kebon Jeruk,  Jakarta Barat.

Sebuah rumah sederhana satu lantai dengan tembok warna biru, diketahui sebagai tempat tinggalnya.

Ahmad Tajudin adalah anak kesebelas dari 13 bersaudara, dari pasangan Haji Mahmud dan Hj Halifah. Korban bekerja di Satpol PP Walikota Jakarta Barat sejak tahun 2005.

Ahmad Tajudin tewas dengan luka sabetan di punggung, luka di kepala, wajah dan lengan.

"Kami menerima ini dengan sabar dan meminta pengertian dari satpol PP untuk memperhatikan anggotanya," kata Ahmad Rivai.

Sebelumnya, kepastian tewasnya Ahmad Tajudin disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Priyanto saat berkunjung ke RS Koja, pukul 23.00 WIB, Rabu 14 April 2010. Saat itu, baru satu aparat yang dipastikan tewas.

"Sementara  yang kita terima baru satu yang meninggal, Ahmad Tadjudin. Sudah dibawa ke RSCM," kata Priyanto yang datang bersama Menko Polhukam Djoko Suyanto, dan Mendagri Gamawan Fauzi.

Kisah Panjang Makam Keramat Mbah Priok

Upaya membongkar makam Mbah Priok di Koja, bukan kali ini saja. Semua gagal.
Kamis, 15 April 2010, 06:28 WIB
Elin Yunita Kristanti
Rusuh di depan makam mbah Priok  

Ada yang tewas tergeletak, sementara korban-korban lain berjatuhan karena sabetan kelewang, diinjak-injak, dan jadi sasaran pukulan -- demi sebuah tanah makam.

Bagi warga masyarakat, Mbah Priok atau Habib Hasan bin Muhammad al Haddad bukan tokoh biasa. Dia adalah penyebar agama Islam dan seorang tokoh yang melegenda. Namanya bahkan jadi cikal bakal nama kawasan Tanjung Priok.

Mbah Priok bukan orang asli Jakarta. Dia dilahirkan di Ulu, Palembang, Sumatera Selatan pada 1722 dengan nama Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad R.A.

Al Imam Al Arif Billah belajar agama dari ayah dan kakeknya, sebelum akhirnya pergi ke Hadramaut, Yaman Selatan, untuk memperdalam ilmu agama.

Menjadi penyebar syiar Islam adalah pilihan hidupnya. Pada 1756, dalam usia 29 tahun, dia pergi ke Pulau Jawa.

Al Imam Al Arif Billah tak sendirian, dia pergi bersama Al Arif Billah Al Habib Ali Al Haddad dan tiga orang lainnya menggunakan perahu.

Konon, dalam perjalanannya, rombongan dikejar-kejar tentara Belanda. Namun, mereka tak takluk.

Dalam perjalanan yang makan waktu dua bulan, perahu yang mereka tumpangi dihantam ombak. Semua perbekalan tercebur, tinggal beberapa liter beras yang tercecer dan periuk untuk menanak nasi.

Suatu saat rombongan ini kehabisan kayu bakar, bahkan dayung pun habis dibakar. Saat itu, Mbah Priok memasukan periuk berisi beras ke jubahnya. Dengan doa, beras dalam periuk berubah menjadi nasi.

Cobaan belum berakhir, beberapa hari kemudian datang ombak besar disertai hujan dan guntur. Perahu tak bisa dikendalikan dan terbalik. Tiga orang tewas, sedangkan Al Imam Al Arif Billah dan Al Arif Billah Al Habib harus susah payah mencapai perahu hingga perahu yang saat itu dalam posisi terbalik.

Dalam kondisi terjepit dan tubuh lemah, keduanya salat berjamaah dan berdoa. Kondisi dingin dan kritis ini berlangsung 10 hari, sehingga wafatlah Al Imam Al Arif Billah.

Sedangkan Al Arif Billah Al Habib alam kondisi lemah duduk diatas perahu disertai priuk dan sebuah dayung -- terdorong ombak dan diiringi lumba-lumba menuju pantai.

Kejadian itu disaksikan beberapa orang yang langsung memberi bantuan. Jenazah Al Imam Al Arif Billah dimakamkan. Dayung  yang yang sudah pendek ditancapkan sebagai nisan. Di bagian kaki ditancapkan kayu sebesar lengan anak kecil -- yang akhirnya tumbuh menjadi pohon tanjung.

Sementara periuk nasi yang bisa menanak beras secara ajaib ditaruh di sisi makam. Konon -- periuk tersebut  lama-lama bergeser dan akhirnya sampai ke laut.

Banyak orang mengaku jadi saksi, 3 atau 4 tahun sekali periuk itu timbul di laut dengan ukuran sebesar rumah.

Berdasarkan kejadian itu, daerah tersebut akhirnya dinamakan dengan Tanjung Priuk, ada juga yang menyebut Pondok Dayung -- yang artinya dayung pendek.  Nama Al Imam Al Arif Billah pun dikenal jadi 'Mbah Priok'.

Rekan perjalanan Mbah Priok, Al Arif Billah Habib Ali Al Haddad dikabarkan sempat menetap di daerah itu. Dia lalu melanjutkan perjalanannya hingga berakhir di Sumbawa.

****
Dikisahkan, rencana pembongkaran makam Mbah Priok bukan kali ini saja.

Konon, ketika Belanda berkuasa, pemerintah kolonial ingin membongkar makam ini tiba terdengar ledakan keras dan sinar dari dalam makam, sehingga urung dibongkar.

Pada era Orde Baru, pembongkaran juga direncanakan. Namun yang terjadi, buldozer untuk membongkar makam yang dikeramatkan itu meledak. Korban jiwa pun jatuh.

Rencana pembongkaran terakhir sebenarnya direncanakan sejak 2004 lalu. Namun, baru hari ini terealisasi.
Ratusan Satpol PP dibantu kepolisian mengeksekusi lahan -- yang menurut instruksi gubernur DKI nomor 132/2009 tentang penertiban bangunan -- berdiri di atas lahan milik PT Pelindo II, sesuai dengan hak pengelolaan lahan (HPL) Nomor 01/Koja dengan luas 1.452.270 meter persegi.
Pemerintah DKI berdalih tidak akan membongkar makam. Kepala Bidang Informasi dan Publikasi Pemprov DKI Cucu Ahmad Kurnia mengatakan makam itu akan dijadikan monumen dan cagar budaya. Bukan digusur.
Apalagi, kata Cucu, jasad Mbah Priok sudah tidak ada di sana. Jasad itu sudah dipindahkan ke TPU Semper.
Menurut surat Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta pada 10 Februari 2009, jasad Mbah Priok dipindahkan pada 21 Agustus 1997. Sebagian lagi jasadnya dibawa ahli waris ke luar kota.

Thursday, April 1, 2010

Masih Purwarupa, Mobil Super Pagani C9 Tabrakan di Jerman

Syubhan Akib - detikOto
Gambar
dok Worldcarfans


Jakarta - Sebuah mobil super alias supercar selain memiliki body yang aduhai tentu juga dianugerahi tenaga besar yang menakutkan. Tapi terkadang tenaga besar itu bukannya bikin bangga, tapi malah membuat celaka.

Lihat saja Pagani C9. Mobil yang sebenarnya masih prototipe atau purwarupa ini hancur berantakan ketika sedang di tes di Stuttgart, Jerman belum lama ini.

Seperti dikutip Worldcarfans, Jumat (2/4/2010) mobil yang memang sangat mampu melaju kencang ini terpaksa harus menabrak pembatas jalan ketika sang test driver kehilangan kendali akan kemudi mobil yang seluruh bodinya menggunakan bahan serat karbon ini. Untungnya pengemudi mobil ini tidak mendapat cedera yang berarti.

Kekuatan besar Pagani C9 ini sendiri didapat dari dukungan mesin V12 twin-turbo berkapasitas 6.0 liter. Dari mesin yang dipasok oleh Mercedes-AMG ini tersembur tenaga yang tidak kecil yakni mencapai 700 hp dengan torsi 737 lb-ft.

Sebelumnya mobil ini terdeteksi sedang melakukan tes uji juga di Afrika Selatan. Dan rencananya akan segera di produksi hanya 60 unit pertahun.

Namun begitu, angka ini ternyata sudah sangat tinggi. Sebab Pagani Zonda yang akan berhenti produksi pada September mendatang dan digantikan oleh C9 hanya
diproduksi sebanyak 16 unit saja, sementara C9 60 unit.

Dengan adanya insiden ini, Pagani tentu harus kembali memutar otak untuk menyempurnakan C9 yang tentunya tidak akan mudah. Karena C9 dirakit dari 3.770
bagian yang sebagian besar masih dibuat oleh tangan.

Tapi meski demikian, Pagani C9 sepertinya masih akan lahir sesuai jadwal yakni akhir tahun 2010 ini. Sejenak setelah Zonda berhenti produksi perkiraan harga sekitar 900.000 euro atau sekitar Rp 11,05 miliar.


( syu / ddn )

Darah Babi di Rokok - Filter Rokok Impor, Sangat Mungkin Ada Unsur Babi

Rachmadin Ismail - detikNews



Jakarta - Industri rokok Indonesia masih mengimpor filter dari luar negeri. Dengan demikian, kemungkinan besar rokok yang dihisap oleh penduduk Indonesia ada unsur darah babi seperti temuan ilmuwan di Belanda.

"Ini temuan baru di Belanda dan Australia. Sangat mungkin masuk di Indonesia, karena filter kita impor," kata Mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Kartono Muhammad, kepada detikcom, Jumat (2/4/2010).

Data yang diperoleh Kartono dari sebuah situs perdagangan menyebutkan, jumlah impor filter rokok di Indonesia nilainya mencapai miliaran. Namun, tidak disebutkan negara mana saja yang dijadikan tujuan impor.

"Nggak disebut negara mana saja, tapi kan kemungkinan negara maju seperti Australia dan Amerika," jelasnya.

Kepala Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3), Fuad Baradja menambahkan, kemungkinan ada unsur babi di filter rokok Indonesia sangat memungkinkan. Hanya saja, masyarakat selama ini tidak ada yang tahu. Bahkan tidak menutup kemungkinan ada unsur yang ditutupi oleh produsen rokok.

"Filternya itu masih diimpor. Kalau bikin filter sendiri kan kita belum bisa. Masyarakat juga nggak tahu," tambah pria yang memiliki klinik penyembuhan ketergantungan rokok ini.

Sebuah riset dari Belanda yang didukung pula oleh Profesor Kesehatan Masyarakat dari University of Sydney, Simon Chapman, menunjukkan adanya kandungan babi dalam rokok. Hemoglobin babi ternyata digunakan dalam filter rokok sebagai bahan penyaring bahan kimia berbahaya dari rokok agar tidak masuk ke paru-paru.

(mad/asy)

Markus Pajak Rp 28 Miliar - Brigjen Pol Edmon Ilyas Dinonaktifkan, Raja Erizman Belum

Nograhany Widhi K - detikNews




Jakarta - Kapolda Lampung Pol Brigjen Edmon Ilyas akhirnya dinonaktifkan dari jabatannya. Penonaktifan itu hanya sementara selama proses pemeriksaan kasus Gayus Tambunan dilakukan.

"Saudara Edmon dan beberapa yang ada di Direktorat II dengan TR hari ini semuanya dinonaktifkan dalam proses pemeriksaan," ujar Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD) di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Jumat (2/4/2010).

BHD mengatakan, jabatan Edmon sebagai Kapolda Lampung akan diisi oleh perwira tinggi Polri lain. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu tugas Edmon. Minggu depan akan dilakukan serahterima kepada pengganti Edmon. "Sementara kita ganti dulu," tukasnya.

Penggantian Edmon itu dilakukan mulai hari ini. Sedangkan Brigjen Pol Raja Erizman yang juga sudah berstatus terperiksa di Propam Mabes Polri belum dinonaktifkan.

"Belum," tegasnya.

Menurut BHD, tim penyidik Propam bersama Bareskrim Mabes Polri sedang menjalankan semua proses pemeriksaan. Semua pihak harus menghormati asas praduga tak bersalah.

"Kita hormati semua proses yang sedang berjalan. Nanti waktunya kita sampaikan secara utuh dan terbuka," ungkapnya.

Mengenai adanya oknum kejaksaan yang terlibat, BHD tak mau menjelaskan lebih rinci. "Nanti itu. Kita hormati asas praduga tak bersalah. Kita kan belum selesai," imbuhnya. (gus/asy)