Kamis, 11 Maret 2010 | 14:51 WIB
Kompas.com
JAKARTA, KOMPAS.com - Diabetes mellitus atau kencing manis telah menjadi masalah kesehatan dunia. Bila tidak ditangani, diabetes akan membawa komplikasi pada berbagai penyakit lain, seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, hingga impotensi.
Dr.Kristen Bibbins-Domingo, peneliti dari University of California, San Fransisco, Amerika Serikat baru-baru ini mempublikasikan hasil penelitiannya mengenai insiden penyakit jantung dengan konsumsi softdrink.
Ia mengatakan, meningkatkan konsumsi minuman bersoda yang umumnya mengandung gula tinggi, berdampak pada terjadinya 130.000 kasus baru diabetes, 14.000 kasus baru penyakit jantung dan 50.000 penderita gangguan jantung dalam satu dekade terakhir.
Dari hasil penelitian ini bisa disimpulkan semua kebijakan yang bisa mengurangi konsumsi softdrink mungkin akan berdampak positif bagi kesehatan masyarakat," kata Dr.Kristen Bibbins-Domingo.
Dengan menggunakan simulasi komputer, penyakit jantung dikaitkan dengan berbagai faktor, seperti obesitas dan konsumsi makanan mengandung garam. "Selama ini kita kurang memperhitungkan insiden antara softdrink dengan penyakit jantung karena memang minuman ini lebih populer pada para remaja. Fokus penelitian penyakit ini lebih banyak orang dewasa berusia di atas 35 tahun," papar Domingo.
Ia menambahkan, kaitan antara insiden penyakit kardiovaskular dengan diabetes sangat nyata. Meski demikian, faktor meningkatnya obesitas juga mungkin berpengaruh.
"Berbagai penelitian menunjukkan dampak konsumsi minuman manis. Selama beberapa dekade terjadi peningkatan konsumsi minuman manis," katanya.
Para ahli mengingatkan, untuk mencegah diabetes, kita harus mengurangi asupan minuman dengan tambahan gula. Jika didiagnosa diabetes, maka gula darah, berat badan, tekanan darah, kadar lemak darah harus dikendalikan. Kalau dengan olahraga tidak terkontrol, harus dilakukan dengan obat.
Dr.Kristen Bibbins-Domingo, peneliti dari University of California, San Fransisco, Amerika Serikat baru-baru ini mempublikasikan hasil penelitiannya mengenai insiden penyakit jantung dengan konsumsi softdrink.
Ia mengatakan, meningkatkan konsumsi minuman bersoda yang umumnya mengandung gula tinggi, berdampak pada terjadinya 130.000 kasus baru diabetes, 14.000 kasus baru penyakit jantung dan 50.000 penderita gangguan jantung dalam satu dekade terakhir.
Dari hasil penelitian ini bisa disimpulkan semua kebijakan yang bisa mengurangi konsumsi softdrink mungkin akan berdampak positif bagi kesehatan masyarakat," kata Dr.Kristen Bibbins-Domingo.
Dengan menggunakan simulasi komputer, penyakit jantung dikaitkan dengan berbagai faktor, seperti obesitas dan konsumsi makanan mengandung garam. "Selama ini kita kurang memperhitungkan insiden antara softdrink dengan penyakit jantung karena memang minuman ini lebih populer pada para remaja. Fokus penelitian penyakit ini lebih banyak orang dewasa berusia di atas 35 tahun," papar Domingo.
Ia menambahkan, kaitan antara insiden penyakit kardiovaskular dengan diabetes sangat nyata. Meski demikian, faktor meningkatnya obesitas juga mungkin berpengaruh.
"Berbagai penelitian menunjukkan dampak konsumsi minuman manis. Selama beberapa dekade terjadi peningkatan konsumsi minuman manis," katanya.
Para ahli mengingatkan, untuk mencegah diabetes, kita harus mengurangi asupan minuman dengan tambahan gula. Jika didiagnosa diabetes, maka gula darah, berat badan, tekanan darah, kadar lemak darah harus dikendalikan. Kalau dengan olahraga tidak terkontrol, harus dilakukan dengan obat.