Thursday, March 11, 2010

Menjajal Kembali Ke Selera Asal

Dok : Panitia Gelar Dapur

TEMPO Interaktif, Jakarta - Di dalam sekitar selusin tenda, stan-stan itu memajang sajian masakan yang mempunyai ciri khas tersendiri. Ada soto kudus, sate maranggi, menu masakan sunda, gudeg, nasi begana hingga aneka masakan kepulauan Riau. Tak terkecuali hadir pula kue serabi dan kerak telor khas Betawi.

Hujan yang mengguyur deras pada Jum'at siang kemarin tak terlalu menghalangi aktivitas peserta. Bau sedap meruap-ruap ke udara kala beberapa pengunjung usai berucap memesan menu masing-masing. Sebuah panggung berukuran sedang di bagian tengah belum ada aktivitas kecuali memperdengarkan musik-musik pop, diseling suara penyiar radio.

Radio? Ya, inilah ajang Gelar Dapur Nusantara yang digelar Radio Kayu Manis (RKM) yang berlangsung Jumat (5/3) hingga Minggu (7/3) ini di Parkir Gelanggang Renang, Senayan, Jakarta Selatan. Acara bazar masakan Indonesia yang berlangsung pukul 10.00-21.00 WIB ini diikuti sekitar 40 stan, dari target 60 stan.

Saat pembukaan Jum'at siang masih sepi. Mungkin karena lokasi terbuka dan agak becek akibat hujan. Padahal, hanya berjarak 50 meter tengah digelar pameran akbar komputer dan dunia gadget yang ramai pengunjung.

Bazar ini menghadirkan berbagai masakan dan penganan dari beberapa daerah Nusantara. Selain makanan, acara ini juga dilengkapi sesi memasak bersama chef Bono, pameran batik, pemutaran film pendek hingga pentas musik tradisional seperti keroncong campursari.

Komisaris Utama RKM, Rohmad Hadiwijoyo, yang juga seorang dalang mengatakan, sudah saatnya Radio Kayu Manis yang mengemban misi sebagai radio budaya untuk ikut serta pelestarian seni budaya Nusantara.

“Bangsa kita kaya seni dan budaya yang punya nilai tinggi di mata internasional. Oleh karena itu, kesadaran atas kearifan budaya lokal dan kepedulian terhadap sesama serta jiwa nasionalisme yang tinggi perlu diperkuat agar budaya lokal tidak tergerus oleh arus globalisasi,” ujar Rohmad.

Dia juga menyinggung ribut-ribut Batik yang sempat diklaim negeri tetaangga Malaysia. “Buat dunia masakan, misalnya jangan sampai kerak telor diklaim Malaysia,” tegas Rohmad. Meskipun mungkin ada beberapa kekurangan dari kegiatan tersebut, pihaknya bertekad tahun-tahun berikutnya ajang ini digelar lagi.

Nah, pingin menjajal beberapa menu Nusantara, silakan meluncur ke Senayan.

Dwi Arjanto